Social Icons

Pages

Featured Posts

Kamis, 15 Januari 2015

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN " SPIRAL MODEL "





TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MODEL SPIRAL”   






DISUSUN OLEH :
1.  SLAMET WIDODO ( 12429152 )
2.  RAHMAT HAIRUL ( 12429126 )
3.  SISWANTO                ( 12429148 )
4.  SITI MARFUAH        ( 12429149 )
5.  SUPRIHATIN             ( 12429183 )
6.  RATNA BUDIASIH    ( 12429129 )

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK CIKARANG
2015
 
==========================================================================


MODEL SPIRAL


Pengertian

Model spiral (spiral model) adalah model proses software yang evolusioner yangmerangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari modelsekuensial linier. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan software secaracepat. Di dalam model spiral, software dikembangkan di dalam suatu deretan pertambahan.Selama awal iterasi, rilis incremental bias merupakan sebuah model atau prototype kertas.Selama iterasi berikutnya, sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem rekayasa yang lebihlengkap. Model spiral dibagi menjadi sejumlah aktifitas kerangka kerja, disebut juga wilayah tugas, diantara tiga sampai enam wilayah tugas, yaitu :

1.              Komunikasi Pelanggan (Customer Communication)
tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antarapengembangan dan pelanggan

2.              Perencanaan (Planning)
– tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber
– sumber daya, ketepatanwaktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan

3.              Analisis Risiko (Risk Analysis)
– tugas yang dibutuhkan untuk menaksir risiko
– risiko, baik manajemen maupunteknis.

4.      Perekayasaan (Engineering)
 – tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dariaplikasi tersebut.

5.      Konstruksi dan peluncuran (Construction and Release)
– trugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang (instal) danmemberikan pelayanan kepada pemakai (contohnya pelatihan dan dokumentasi).

6.      Evaluasi pelanggan (Customer Evaluation)
– tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengandidasarkan pada evaluasi  representasi software, yang dibuat selama masa perekayasaan,dan diimplementasikan selama masa pemasangan.


Satu lingkaran dari bentuk spiral pada spiral model dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut dengan region. Region tersebut dibagi sesuai dengan jumlah aktivitas yang dilakukan dalam spiral model. Tentunya lingkup tugas untuk project yang kecil dan besar berbeda. Untuk project yang besar, setiap region berisi sejumlah tugas – tugas yang tentunya lebih banyak dan komplek dari pada untuk project yang kecil. SE berjalan dari inti spiral berjalan mengitari sirkuit per sirkuit. Sebagai contoh untuk sirkuit pertama dilakukan untuk pembangunan dari spesifikasi software dengan mencari kebutuhan dari customer. Untuk sirkuit pertama harus menjalani semua aktivitas yang didefinisikan. Setelah 1sirkuit terlewati lanjut ketugas selanjutnya misalnya membangun prototype. Tugas ini juga harus mengitari 1sirkuit dan begitu terus selanjutnya sampai project selesai.
Tidak seperti model-model konversional dimana setelah SE selesai, maka model tersebut juga dianggap selesai. Akan tetapi hal ini tidak berlaku untuk spiral model, dimana model ini dapat digunakan kembali sepanjang umur dari software tersebut. Pada umumnya, spiral model digunakan untuk beerapa project seperti Concept Development Project (Proyek Pengembangan Konsep) New Product Development Project (Proyek Pengembangan Produk Baru), Product Enhancement Project (Proyek Peningkatan Produk),  dan Product Mentenaince Project (Proyek Pemeliharaan Proyek). Keempat project tersebut berjalan berurutan mengitari sirkuit dari spiral. Sebagai contoh setelah suatu konsep dikembangkan dengan melalui aktivitas-aktivitas dari spiral model, maka dilanjutkan dengan projek selanjutnya yaitu pengembgan produk baru, peningkatan produk, sampai pemeliharaan proyek,semuanya melalui sirkuit-sirkuit dari spiral model.
Mengapa spiral model begitu populer? Pendekatan dengan model ini sangat baik digunakan untuk Pengembangan system software dengan skala besar. Karena progress perkembangan dari SE dapat dipantau oleh kedua belah pihak baik developer maupun user / costumer, sehingga mereka mengerti dengan baik mengenai software ini begitu juga dengan resiko yang mungkin didapat pada setiap aktivitas yang dilakukan. Selain dari kombinasi dari 2 buah model yaitu waterfall dan prototyping, kelebihan dari software ini ada pada analisis resiko yang telah dilakukan,sehingga resiko tersebut dapat direduksi sebelum menjadi suatu masalah masalah besar yang dapat menghambat SE. model ini membutuhkan konsiderasi langsung terhadap resiko teknis, sehingga dihaarpkan dapat mengurangi terjadinya resiko yang lebih besar. Sebenarnya dengan menggunakan prototype juga bisa menghindari terjadinya resiko yang muncul, tetapi kelebihan dari model ini yaitu dilakukan proses prototyping untuk setiap tahap dari evolusi produk secara kontinu. Model ini melakukan tahap-tahap yang sudah sangat baik didefinisikan pada model waterfall dan ditambah dengan iterasi yang menyebabkan model ini lebih realistis untuk merefleksikan dunia nyata. Hal-hal itu yang menjadi kelebihan menggunakan spiral model.
               
                Meskipun banyak kelebihan tetapi masih ada kekurangannya. Kekurangannya ada padamasalah pemikiran user / customer di mana mereka pada umumnya tidak yakin bahwa pendekatan evolusioner ini dapat terus dalam ambang control yang bagus. Dibutuhkan kombinasi kemampuan manajerial dan teknis tersendiri untuk mengontrol model ini sehingga dengan sendirinya dapat meyakinkan user / customer tersebut. Mengenai analisis resiko yang terdapat pada model ini dibutuhkan kemampuan expert tersendiri agar tahap ini dapat berjalan dengan baik. Dibutuhkan manajemen yang tinggi untuk melakukan perkiraan resiko, karena jika ada resiko yang luput untuk dievaluasi, dikhawatirkan dapat muncul dikemudian hari yang dapat menghambat proses SE. Kesimpulannya, model ini sebetulnya cukup popular, tetapi masih kalah popular dibandingkan model – model yang lama yaitu waterfall atau prototype akibat belum  banyak penggunaan model ini yang dapat meyakinkan pemikiran user / customer.

Sektor-sektor pada Spiral Model adalah:

1.Mengidentifikasi tujuan, alternatif, dan kendala setiap tahap secara spesifik 
2.Mengevaluasi alternatif, menilai resiko dan pengurangannya, aktifitas ditempatkan untuk mengurangi resiko kunci
3.Pengembangan dan validasi
4.Proyek ditinjau ulang dan tahap spiral berikutnya direncanakan

Keunggulan model ini adalah :
1.Model ini sangat baik digunakan untuk sistem dan software yang besar.
2.Menekankan pada pencarian okumative, dan pemaksaan penggunaan kembali software yang telah ada 3.Adanya analisa resiko pada mekanisme untuk memperkecil resiko
4.Adanya prototyping sehingga memudahkan komunikasi dengan konsumen


Kelemahan model ini adalah :

1.Memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan software
2.Sistem pengendalian yang kurang baik 
3.Biasanya pihak developer dan perusahaan berada pada satu pihak yang sama sehinggapada tahap analisa resiko, mereka bisa sewaktu-waktu dapat membatalkan prosesrekayasa Jika pihak developer adalah pihak di luar perusahaan, maka akan timbulmasalah okum

 

===========================================
MODEL SPIRAL

NAMA KELOMPOK :
1.      Slamet Widodo ( 12429152 )
2.      Rahmat Hairul ( 12429126 )
3.      Siswanto           ( 12429148 )
4.      Siti Marfuah     ( 12429149 )
5.      Suprihatin         ( 12429183 )
6.      Ratna Budiasih  ( 12429129 )

Pertanyaan :
1.      Ulvy : contoh pengembangan dan validasi dari sector spiral model ?
2.      Widarta : kendala apa yang terjadi dalam sector spiral model ?
Jawaban
1.      Jika resiko interface pengguna yang dominan maka model pengembangan yang tepat mungkin pengembangan evolusioner dengan menggunakan model contoh (prototype) jika resiko keselamatan yang diutamakan, model pengembangan yang sesuai adalah Transformasi formal. Model waterfall mungkin cepat digunakan jika resiko yang diutamakan adalah integrasi system

2.      1.Memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan software
2.Sistem pengendalian yang kurang baik
3.Biasanya pihak developer dan perusahaan berada pada satu pihak yang sama sehinggapada tahap analisa resiko, mereka bisa sewaktu-waktu dapat membatalkan prosesrekayasa Jika pihak developer adalah pihak di luar perusahaan, maka akan timbulmasalah okum

 
Blogger Templates